Di Baturiti |
Longsor, Dua Rumah Nyaris Tertimbun |
Tabanan (Bali Post) - Akibat guyuran hujan dan angin kencang, tanah longsor terjadi di dua tempat di kawasan Candi Kuning, Bedugul. Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut, hanya rumah warga rusak berat dan bocah berusia 11 tahun nyaris tertimbun reruntuhan. Longsor pertama terjadi di kawasan Desa Pemuteran sekitar pukul 21.45 wita Selasa (13/1) malam lalu. Tembok pekarangan rumah setinggi 3 meter milik I Nyoman Sutista roboh akibat tanah di bawahnya tergerus air hujan. Peristiwa tersebut menyebabkan tembok sebelah selatan bangunan rumah milik Made Yasa (45) roboh. Sejumlah bangunan juga hancur tertimpa robohan tembok. Yasa mengatakan awalnya sekitar pukul 21.30 wita terdengar suara petir yang menggelegar serta embusan angin kencang. Akibat kencangnya angin, kabel listrik yang berada di dekat rumahnya menimbulkan suara keras. Ia merasa ngeri dengan kejadian tersebut dan masuk ke kamar anaknya, Komang Ardika Putra Permana (11), setelah menutup warung. Ketika sedang rebahan di samping anaknya yang telah tidur pulas, tiba-tiba ia mendengar suara gemerisik seperti pasir jatuh. Tidak lama kemudian terdengar suara gemuruh. Mendadak tembok rumahnya bergetar dan terdengar suara keras dari warungnya. Ketika hendak keluar melihat situasi warung, tiba-tiba tembok kamarnya jebol. Sementara di Banjar Candi Kuning I, Desa Candi Kuning, sanggah milik I Wayan Deger (48) tertimpa longsor. Selain itu bangunan kamar mandi milik Made Murkiana (38) juga terkena tanah longsor. Posisi tanah longsor berdekatan dengan vila pribadi milik Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama, namun vila tersebut selamat. Total kerugian material akibat tanah longsor itu sekitar Rp 100 juta. (kmb14) 'Diselamatkan' Boneka Made Yasa patut bersyukur walapun rumahnya hancur ditimpa longsor. Syukur karena anaknya selamat dari maut. Atas hal itu, berkali-kali ia menyatakan syukur. Yasa menceritakan, ketika itu anaknya tidur di kamar dekat tembok. Ia juga tidur bersama anaknya, Komang Ardika Putra Permana (11). Belum sempat matanya terpejam, suara aneh mulai datang. Ia pun memutuskan keluar untuk melihat situasi. Belum seberapa jauh beranjak dari tempat tidur, suara gemuruh itu datang. Tanah menghantam rumahnya. Tembok kamar anaknya hancur. Secepat kilat ia masuk kembali ke kamar. Ia melihat anaknya masih tertidur. Namun, dua boneka besar yang ada di sampingnya tertimbun batako. Anaknya bisa tertolong dari runtuhan batako tembok kamar yang jebol. Dua boneka besar yang berjejer di tempat tidur melindungi Permana dari reruntuhan tembok. Padahal posisi tembok yang jebol sangat dekat dengan anaknya. 'Jebolan tembok tersebut langsung menimpa dua boneka besar yang berada di sebelah anak saya,' ujar Yasa dengan penuh rasa syukur. Siswa kelas V SD itu akhirnya lolos dari maut dan langsung diajak keluar oleh ayahnya. Ia hanya tampak bingung ketika bangun karena kamarnya telah porak-poranda. (upi) |
[08.45
|
0
komentar
]
0 komentar
Posting Komentar